Rabu, 20 November 2013

KULIYAH UMUM BABAK II 2003

KULIYAH UMUM BABAK II PEKAN PEERKENALAN DI PONDOK MODERN GONTOR
PEKAN PEERKENALAN DI PONDOK MODERN GONTOR
Oleh : KH. Abdulah Syukri Zarkasyi MA
         
      Ketika Pak Sahal ditanya “ Kenapa mendirikan pesantren ? “ Maka jawabannya adalah karena naluri, sebagai anak kyai maka beliau  mendirikan pesantren. Pendidikan pesantren adalah pendidikan yang paling afdol, apalagi dengan totalitas pendidikan di pondok, dimana selama 24 jam santri tinggal di dalam kampus pondok, melihat, mendengar, mengerjakan tugas, beraktifitas, hingga ada gesekan – gesekan asal tidak sampai menjadi benturan.
Sebab setiap ada gerak pasti ada gesekan, kalau tidak ada gesekan berarti tidak ada gerak, diam saja. Belajar bermasyarakat harus ikut seluruh kegiatan itulah yang mendidik kita, karena dimasyarakat kita tidak bisa hidup sendiri, harus bisa  hidup dan bergaul dengan orang yang disenangi maupun yang tidak disenangi. Di Gontor ini kita dilatih bermasyarakat, dalam satu kamar ada 30 anak dengan bermacam-macam watak, adat dan budayanya, meskipun demikian toh tetap bisa harmonis. Dengan begitu kita mulai belajar cara bergaul dengan orang yang kita senangi maupun yang tidak kita senangi.
Latih diri kalian ! untuk belajar kehidupan di Pondok ini secara total, tidak hanya mencari kelas B,C,D saja, kalau demikian, maka itu hanya sekedar berfikir akademistis dan tidak berfikir kemasyarakatan. Maka jangan hanya berfikiran akademistis, yang penting itu, apa yang bisa kita perbuat  untuk umat. Di Gontor ini apa yang harus kita kerjakan ?.  Di Gontor sekarang ini tidak ditanya apa titelmu, dimana kamu mendapatkan titelmu, tapi yang ditanya apa yang kamu perbuat untuk Gontor?. Jadi kalian tidak akan ditanya tentang doctor, MA, S2, S3-nya bagaimana, tetapi yang penting apa yang bisa kamu perbuat untuk Gontor.
Kalau bisa, kita secara totalitas mengayahi dan mengerjakan, serta mengetahui pondok secara keseluruhan. Totalitas pondok secara keseluruhan ini bagaimana? Ibaratnya anak kelas satu diujung Aligarh tingkat dua turun berjalan 50 m ke utara melihat pengurus sedang mengatur anggotanya, maka terdetiklah di hatinya “ Nanti saya akan jadi seperti pengurus itu. Akan jadi ketua rayon “, yang demikian itu merupakan teladan dan dorongan untuk mereka. Kemudian ia melanjutkan perjalanan ke dapur, baru beberapa langkah melihat ada Koran baru di etalase, ia membca berita-berita actual, sampai di dapur melihat teman-temannya antri  dan saling  menanyakan lauk pauk, sambil menunggu antri ia pergi ke walapa untuk membeli lauk pauk, ketemu banyak teman, berdialog dan seterusnya. Satu hari begitu, dua hari dan seterusnya ia terbiasa dengan irama disiplin, di Gontor kalau tidak ada disiplin susah, badannya kerja, otaknya berfiikir, perasaannya berjalan baik, seminggu dapat lebih banyak lagi,  sebulan lebih banyak lagi, setahun sampai enam tahun akan diwarnai oleh pondok ini. Kalau sudah begitu dia mendapatkan apa yang ada dipondok ini. Bisa menyadarkan orang tanpa tempelengan. Dia sadar menjadi ketua rayon, dia sadar menggerakkan orang, sadar menjadi ketua OPPM.
Nah sekarang bagaimana cara kita untuk menjadi orang musta’mal? Ada sebuah hadits mengatakan “ Sesungguhnya Allah bila mencintai hambaNya, maka dipakai hambaNya “ bahkan dipahamkan tentang agama, maka jadilah kalian orang-orang yang musta’mal.      
          Sebaik–baik manusia adalah yang bermanfaat untuk manusia, dari manusia yang bermanfaat ini, kehidupan pondok ini kita atur. Pondok ini didirikan atas adanya jiwa dan filsafat hidup maka jiwa pesantren ada lima : 1. Keikhlasan 2. Kesederhanaan 3. Ukhuwah Islamiyah 4. Kemandirian 5. Kebebasan, ditambah dengan syiar atau motto pondok : berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas baru berfikiran bebas, dan niat kita di Gontor ini harus tholabul Ilmi Lillah, tholabul tarbiyah watta’lim, mengajar Lillah dan apa pun yang kita perbuat di pondok ini harus Lillah, maka dalam segala kesempatan kita disuruh berniat dan berdo’a dengan membaca nama Allah, bahkan iman kita pun harus selalu diperbaiki dan diperbaharui setiap saat,  karena iman itu selalu bertambah dan berkurang, kalau iman sedang maju   maka kerjakanlah yang sunnah–sunnah, tetapi kalau iman sedang mundur  maka kerjakan yang wajib.
Demikian pula idealisme dan cita–cita kita, kadang–kadang naik keatas langit, tetapi kadang drop ke titik rendah. Setan itu masuk ke dalam diri kita dalam dua hal, yakni  ketika kita sedang marah sehingga emosi tidak terkendali, dan ketika kita brsuka cita hingga lupa diri, karena itu khoirul umuri Awsatuha, senang tidak terlalu senang dan benci tidak terlalu benci, dan marah juga tidak terlalu marah.  Cintailah orang yang kamu senangi dengan sekedarnya, karena bisa jadi nanti ia akan menjadi orang yang kamu benci. Bencilah orang yang kamu benci sekeda rnya, bisa jadi ia akan menjadi orang yang kamu senangi suatu hari nanti. Memang dalam praktek berpolitik tidak ada kawan dan tidak ada musuh yang abadi, yang ada hanyalah kepentingan yang abadi.
Kenali kikhlasan ini. Kalau seluruh pondok ini diwarnai dengan keikhlasan, kyainya ikhlas, santrinya ikhlas, jadilah Gontor ini negara keikhlasan, dunia keikhlasan, dan  kalau seluruhnya sudah ikhlash, malaikat akan turun disini. Apalagi seperti sekarang, kita sedang berada dalam majalisu dzikri, setiap hari Allah mempunyai malaikat yang terbang keseluruh dunia ini untuk melihat keadaan manusia ketika malaikat menemukan orang yang berkumpul, ditanya oleh Allah “ Ada apa wahai malaikat ? “: Jawab malaikat “Mereka berkumpul untuk meninggikan namamu ya Allah”. “Apa mereka itu tahu kepada saya ?”. “Andai kata tahu, mereka akan takut kepada Engkau wahai Allah, mereka juga tidak tahu tentang surga dan neraka, andai kata tahu, mereka akan berbuat sebaik – baiknya, takut kepada neraka atau kepada Engkau, tapi mereka tidak tahu mereka hanya memohon ampun kepada Engkau ya Allah dan mereka memohon supaya amalnya diterima”. Allah bersabda : “Ya saya ampuni dosa-dosa mereka ”. Mereka inilah yang disebut berada dalam majlis dzikri.
          Totalitas keikhlasan kita kepada Allah, kita wujudkan dalam segala hal, sampai seluruh guru tidak dibayar oleh santri. Yang dimakan guru dari SPP itu kecil,yang banyak diambil dari hasil unit usaha unit- usaha pondok yang dikelola oleh para guru, bahkan sebagian digunakan untuk biaya pembangunan, yang demikian ini supaya guru itu mandiri, dan pondok ini pun demikian pula, sehingga keikhlasan itu terjamin, Karena guru dicukupi oleh dirinya sendiri.
          Kesederhanaan artinya wajar, sederhana bukan berarti miskin, wajar itu macam–macam, nyentrik tidak wajar dan tidak sederhana, maka seseorang yang wajar itu sederhana, sederhana itu sesuai dengan kebutuhan, anak kelas enam  penting untuk mengetahui dan mengikuti acara Khutbatul Arsy dan tidak boleh ngantuk, mengantuk dalam acara seperti ini berarti tidak sederhana. Kesederhanaan artinya wajar bukan melarat, akan tetapi sesuai dengan kebutuhan.
          Dalam Ukhuwah Islamiyah orang harus bisa memahami orang lain, kalau tidak bisa memahami orang lain tidak akan bisa bersatu, hubungan antara kyai dengan santri terjalin dengan do’a. Santri itu mendo’akan guru dan kyainya, demikian pula sebaliknya, maka dari itu hendaknya kita bisa saling memahami, memahami guru, pengasuhan, KMI, memahami totalitas kehidupan pondok. Sehingga terjadi sirkulasi ukhuwah islamiyah, pahamilah kawanmu maka kamu akan dipahami orang lain, jadi saling memahami. Mengapa saling memahami ?  Untuk kebersamaan. Karena manusia mempunyai kekurangan dan kelebihan, tetapi jangan dengan kekurangan yang ada kita tidak berbuat, takut berbuat. Kekurangan kita ada tiga : kita ini punya dosa, kita ini punya salah, kita ini punya aib, kunci ukhuwah islamiyah adalah saling memahami,
          Semua gerakan ekonomi yang kita laksanakan di Pondok ini untuk menopang kemandirian, dan pondok secara menyeluruh memang harus mandiri. Gontor selama 76 tahun tidak pernah diperhatikan  oleh pemerintah sedikit pun dan tidak pernah diakui, tapi dengan kemandirian, Gontor tambah eksis dan terus berkembang hinga mendapat pengakuan dari Al Azhar, Saudi Arabia, Tunis,  Maroko, sampai  India, Pakistan dan Afrika. Indonesia tidak mau mengakui, itu suatu kesombongan, baru dua tahun terakhir meraka tahu dan mengakui kelebihan dan keunggulan sistim pendidikan Gontor. Gontor dengan pendidikan kemandirian ini, bisa membiayai dirinya sendiri, bahkan orang luar menganggap Gontor kaya raya.     

          Kalau ada santri yang melakukan tugas-tugasnya di Pondok, meskipun dia belum faham sepenhnya asalkan beri’tikad baik pasti ada gunanya , saya bekerja pasti  ada gunanya, sembahyang mesti ada gunanya maka saya sembahyang, puasa mesti ada gunanya,  jadi dia memahami dengan mata Iman,  tetapi kita di Gontor ini mengharapkan agar santri bisa memahami dengan mata hati, Iman, Otak, dan dibuktikan dengan dengan kerja nyata, sebuah hadist mengatakan : Setiap amal anak Adam itu untuk kepentingan dirinya sendiri kecuali puasa, maka sesungguhnya puasa itu  untuk Allah dan Allah akan memberikan pahala, maka kita sembahyang, bukan untuk kepentingan Allah, kita zakat dan beramal sholeh juga bukan karena Allah butuh akan semua itu, tetapi semua itu untuk diri kita sendiri.  Seorang guru yang mengajar santrinya sebenarnya juga mengajar untuk dirinya sendiri, maka seorang santri yang menjadi pengurus  dengan sekian banyak permasalahan kehidupan pondok manfaatnya untuk kepentingan santri sendiri, itulah gunanya kita harus memahami. Santri ngepel, jaga rayon, menjaga pondok, piket malam, semua itu untuk mendidik rasa tanggung jawab menjaga pondok. Rasa tanggung jawab kepada pondok itulah yang kita didik, Sembahyang itu harus ikhlas karena Allah,  bukan Allah minta di sembah–sembah, tanpa kita sembahyang pun  Allah tetap maha Besar, maha Kaya, maha Segalanya.
Kita kembali bahwa Annasu A’dau Ma Jahilu, maka pelajarilah  apa–apa yang belum kamu ketahui dengan seksama, jadi menurut sejarahnya  yang membuat pondok bukan kyai tapi santrinya, karena itu  yang melaksanakan aktifitas kehidupan pondok adalah santrinya sendiri, itulah pondok pesantren, dan dari sejarah inilah pondok pesantren mandiri dan inilah asal mula berdirinya pondok pesantren dan Gontor pun demikian pula.
Pondok pesantren dengan sepak terjangnya sedemikian rupa harus dikenal secara keseluruhan. Sejarahnya berdirinya Gontor dulu adalah setelah K.H. Ahmad Sahal. setelah pulang dari Mu’tamar ummat Islam di Surabaya, akhirnya beliau mendirikan Tarbiyatul Athfal, dan pada tahun 1936 – 1937 diubah menjadi KMI khusus putra, sedang santriwatinya  dibubarkan, karena untuk menanamkan militansi dalam pendidikan kepemimpinan  itu tidak bisa santri putra dicampur dengan santri putri. maka di Gontor tidak ada wanita, kita tidak madzhab naturalis, setelah Pak Sahal mendirikan ini lalu Pak Imam Zarkasy mendirikan KMI laki – laki saja, yang mana dulu santri masih kebanyakan bekas orang – orang yang ikut bergerilya, berperang, mereka mondok sambil membawa senjata, Belati, Pistol, Pedang, demikian pula tidak diperbolehkan satu konsulat dalam satu kamar, juga tidak boleh berfikir propinsialis, sektoralis, dan pangalaman – pengalaman seperti inilah maka mulai diadakan pekan perkenalan Pondok itu apa, bagaimana ?

          Ada tentang Khizanatullah, ada tentang Kaderisasi, ada tentang sarana dan dana, tapi itu rutinitas pondok itu saja kurang, membuat dinamika pondok tidak hanya seperti itu saja, pondok secara menyeluruh harus ada hubungan keluarga, kalau dulu ada PII { Pelajar Islam Indonesia }, setiap tahun OPPM mengadakan Konfrensi di Surabaya, Jakarta,Cirebon setelah itu tidak ada pergantian OPPM karena Orde Baru sedemikian rupa, tapi kita datangkan  dipondok ini tamu sampai Presiden, Wapres, dan Pangdam kita datangkan ke sini, kita rekayasa ini, kita mendatangkan Megawati lewat mentri Agama, Wapres kita datangkan, mentri Agama kita datangkan, lebih dari itu kalau bisa setiap tahun ada guru yang naik Haji, Syukur ada santri  santri yang ikut haji sampai 2 / 3 kali, kita adakan Umroh, bahkan kita adakan perkemahan di Jepang, Thailand dsb. Nanti pertengahan tahun kita adakan Umrah, jadi dinamika di pondok ini secara menyeluruh, bahkan Gontor akan membuat majalah namanya Majalah Gontor bulan depan akan terbit dinamika pondok secara keseluruhan seperti itu, ikutilah, dengarkanlah, dan hayatilah !.




0 komentar:

Posting Komentar

Kontributor

Diberdayakan oleh Blogger.