Ya.......Allah..............
Santriku…
semoga tatkala pesan-pesanku ini mulai kau baca, hatimu masih benderang dengan
cahaya rahmat Ilahi, hingga tak ada sebutir debupun melekat di hatimu, menutupi
nuranimu untuk menerima secercah cahaya ini.
Santriku…
ketahuilah!
Sesungguhnya segala sesuatu yang ada di seluruh jagat raya ini sudah diatur
secara tertib oleh Allah.
Tebarkanlah pandanganmu maka akan kau saksikan betapa indahnya paduan gunung,
lembah, dan ngarai serta luasnya bentangan samudera.
Juga matahari, bulan, bintang dan sejumlah gugusan planet lainnya, semua begitu
indah dan tertib, tertata sesuai dengan kebijaksanaan-Nya.
Maka, hendaklah manusia berusaha supaya menjadi tertib, dalam karsa, rencana,
dan atau kehidupannya.
Dan janganlah sekali-kali mencoba untuk memaksakan tertib programmu pada Allah.
Sebab,jika kau lakukan itu, maka yang akan kau dapati hanyalah keresahan,
pahitnya kekecewaan, pedihnya kehancuran, kecongkakan dalam kebodohan,
kesombongan atas kesintingan dan kebanggaan lantaran kegilaanmu atau sebaliknya
berlagak jagoan ekstra superiority atau bertampang cakil menjual pepsodent.
Dan penyakit inilah yang banyak melanda manusia di abad modern ini.
Santriku…
seiring perjalanan waktu, suatu saat nanti kau akan meninggalkan pondokmu ini
untuk terjun ke tangah-tengah kehidupan masyarakatmu kelak, berbaur dengan
aneka ragam pola kehidupan.
Harapanku, pandai-pandailah kau membawa diri berbuat baik di bumi mana kakimu
berpijak.
Selama ini aku memang menyaksikan bahwa kau telah berbuat baik, mentaati segala
petuah dan nasehat kyaimu, menjalankan segala perintah dan menjauhi segala
larangan-Nya, namun yang aku khawatirkan adalah, jika kau berbuat semua
kebajikan itu hanyalah di tengah-tengah milliu yang baik saja, sementara ketika
kau telah terjun ke dalam milliu yang berlainan, jadi berubah keadaannya.
Padahal, berbuat baik itu harus bisa kau lakukan di manapun dan kapanpun.
Pada saat itulah kepribadianmu akan diuji, dan di situlah kepribadianmu akan
dipecat atau dipertahankan oleh dirimu sendiri atau oleh masyarakatmu dengan
segala norma-normanya.
Itulah yang paling aku khawatirkan.
Aku takut jika derasnya gelombang kehidupan di masyarakatmu kelak akan menyeret
dan menjerumuskanmu ke lembah nista.
Telah kau sadari bahwa orang baik yang bertempat sampah sekalipun akan berjasa
dan mulia karena ia telah menyingkirkan sampah yang mengganggu masyarakat.
Namun sebaliknya, orang yang jahat sekalipun bertahta di tempat terhormat ia
adalah perusak dan pengacau masyarakat. Karena ia sebetulnya adalah sampah.
Santriku…
ketahuilah, bahwa kini, di abad modern ini, setan-setan dengan segala bentuk
dan macamnya telah bergentayangan di mana-mana dan untuk berkawan dengan
mereka, kau tak perlu belajar ataupun berlatih.
Dan godaan setan itu sungguh akan memikat hatimu. Ia tidaklah akan berhenti
pada sasaran tertentu, golongan tertentu, dan juga waktu serta tempat tertentu.
Maka berhati-hati dan waspadalah santriku terhadap itu semua. Janganlah
sekali-kali kau mengira bahwa tingginya ilmu dan jabatan seseorang akan sekali
tinggi pula godaan dan rayuan setan itu.
Kyai dan ulamapun tak terhindar dari obyek dan setan-setan.
Santriku…
kuharap kau tak hanya bisa menerangi dirimu sendiri, tapi kau juga bisa
menyinari ummat dengan cahaya yang memancar dari ilmu-ilmu Allah.
Karena sesungguhnya tiadalah berguna ilmu seseorang itu jika tak dimanfaatkan
bagi dirinya dan ummatnya.
Do’aku semoga kau memahami seuntai pesan-pesanku ini.
Aamiiin.......
0 komentar:
Posting Komentar