Rabu, 20 November 2013

KULIAH UMUM BABAK PERTAMA 2004 M


TENTANG KEPONDOKMODERNAN
Di Pondok Modern Darussalam Gontor
Ponorogo
Senin, 20 Desember 2004 M
Oleh KH. Abdullah Sukri Zarkasyi MA

Bismilahirrahmanirrahim Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahilhamd. Kelas lima, Allahu akbar, mahasiswa, Allahu akbar, semangat bukan main. Kelas enam, kelas satu, kelas empat, Gontor II, luar biasa. Mengukur sebuah kekuatan, merangkum sebuah kekuatan, menciptakan sebuah kekuatan, menggambarkan sebuah kekuatan, itulah Khutbatul – ’Arsy. Memperkenalkan seluruh apa yang ada di pondok kita ini, tentang bagaimana kita melaksanakan, bagaimana kita mengelola pondok ini secara keseluruhan insya Allah nanti akan kami terangkan. Siang ini tidak akan kami terangkan panjang lebar, nanti malam akan kita terangkan panjang lebar, dengan memanfaatkan LCD/proyektor, diluar ada satu, di Timur ada satu, di Barat ada satu, dan di belakang ada satu. Kita mempunyai empat LCD/proyektor yang siap dipakai, tekhnologi modern yang canggih.

Maka anak-anakku sekalian, Pondok kita sedemikian rupa bisa mendidik kamu, dalam jangka waktu empat jam berdiri terus tanpa henti. Dari setengah tujuh, setengah delapan, setengah sembilan, setengah sepuluh, setengah sebelas. Empat jam berdiri terus, tidak mungkin kuat melaksanakannya tanpa idealisme, tanpa disiplin yang tinggi, tanpa kesadaran, tidak mungkin semua itu terjadi. Tapi di pondok kita wujud kalian hanya seperti begini, wujud anak-anak kelas enam, seperti mahasiswa, seperti guru-guru, seperti itu, tapi dengan militansi yang tinggi, dengan kebersamaan, dengan kesungguhan, Allah menolong kita, kita diberi kekuatan, dan kita diberi kesehatan. Anak shigor seperti itu empat jam kuat berdiri, bisa jadi anak kelas enam malah tidak kuat. Apalagi shigor Gontor dua, masih kecil-kecil, itu mungkin umurnya baru sembilan tahun. Berbaris dengan tegarnya senyam senyum lagi.  Berbaris dengan penuh keseriusan, bukan main, saya takut jangan-jangan karena terlalu serius nanti ada yanhg jatuh tidak kuat. Tapi alhamdulillah dari seluruh barisan tampak  jelas kalau semuanya dipersiapkan dengan baik, meskipun ada yang salah juga, tidak apa-apa. Dan yang salah segera menyadari, kaki saya tidak sama berarti saya salah. Tahu kesalahannya itu. Tetapi ada juga yang bagus, kopiahnya seragam, pake sarung tangan, mengucur keringatnya. Memang luar biasa. Maka anak-anakku sekalian inilah salah satu ukuran untuk santri-santri Gontor, seluruh guru Gontor. Merupakan suatu langkah yang baik. Jadi suatu langkah yang baik merupakan separuh pekerjaan. Langkah awal yang baik sama dengan separuh perjalanan. Maka bagaimana kita memperbaiki langkah awal kita yang terbaik ini dengan semaksimal mungkin, dengan niat yang ikhlas, seprima mungkin ikhlas kita. Masya Allah luar biasa anak-anakku sekalian, jumlah santri kita saat ini dua belas ribu delapan ratus dua puluh satu. Saya ulangi, dua belas ribu delapan ratus dua puluh satu. Semuanya harus tahu jumlah kita keseluruhan, dan kita harus ikut menganalisa karena pondok ini pondok kita, bukan pondok punya kamu, bukan pondok punyaku, bukan pondok keluarga. Bahkan maslahatul ma’had fauqo kulli masolih. Dari sinilah maka anak-anakku sekalian, dua belas ribu delapan ratus dua puluh satu, luar biasa laki-laki perempuan. Disini, kita sekarang ini kurang lebih berjumlah empat ribu sembilan ratus empat puluh enam, kemudian Gontor dua enam ratus enam puluh sembilan, Ma’rifat seribu seratus tujuh puluh lima, Gontor putri satu dua ribu delapan ratus sebelas. Putri dua empat ratus delapan puluh dua, kemudian putri tiga seribu sembilan puluh delapan, luar biasa mencapai seribu. Putri empat Lamomea sembilan puluh empat orang. Kemudian Darul-Muttaqin Banyuwangi empat ratus empat puluh, Darul Qiyam Magelang enam ratus empat puluh tiga, Gontor tujuh Riyadhatul Mujahidin tiga ratus empat belas, mahasiswa ISID Siman tiga ratus tujuh puluh, PLMPM empat puluh dua, ditambah lagi dua pondok sudah diresmikan oleh badan wakaf. Satu, pondok yang di Lampung Utara yaitu di way Jepara, dan yang satu lagi di Kalianda, Insya Allah bulan Juni kita adakan pembukaan pondok pesantren yang ke dua belas di Lampung Utara. Dan akan kita namakan Gontor IV, Gontor Putri itu bukan Gontor IV, tetapi itu Gontor Putri. Yang penting harus ada Gontornya, kalau tidak ada Gontornya laa yazuuj. Nama Gontor itu sudah merupakan trade mark, karena apa? yang penting Gontor itu mainnya. Wujud kamu kelas enam seperti begini, coba lihat tamat kelas enam gegerkan Lampung, gegerkan Aceh. Wujud kita, saya, Pak Hasan, Pak Badri dan beberapa dosen-dosen ini, wujud saya ini apa? saya ini hanya sekedar S2 Tarikh wal Hadoroh qismu lughoh al’arabiyah. Pak Dihyatun Doktor lughoh al’arabiyah, Pak Hidayatullah Doktor lughoh al’arabiyah, hanya seperti begitu, tetapi yang terpenting bukan kedoktorannya, tetapi memainkannya sebagai doktor, sebagai pimpinan pondok, sebagai pengurus OPPM, sebagai pengurus rayon, memainkan peran dan fungsi ini. Ini yang lebih penting daripada tittel.
Alhamdulillah Gontor sekarang dahsyat luar biasa, jumlah santri dua belas ribu delapan ratus dua puluh satu, dengan jumlah Gontor hampir dua belas Gontor. Disamping itu seratus enam puluh tiga pondok pesantren alumni tersebar di seluruh Indonesia, dengan jumlah cabang IKPM seluruh Indonesia dan luar negri sebanyak delapan puluh enam. Delapan puluh enam cabang dalam dan luar negri, luar biasa. Dan jumlah alumni yang sekian, tak terhitung lagi. Bahkan ketua MPR RI anak Gontor, sampai wakil ketua DPR RI juga santri  Gontor Zainal Ma’arif, dan sekian puluh lagi anggota DPR alhamdulillah, bahkan dahsyat lagi Pak Hasyim Muzadi jadi ketua PBNU dari Gontor, itu khirij sewindu, shigor artinya. Bapak Nurholis Madjid, Bapak Din Syansuddin, Pak Hasyim Muzadi juga shigor, dulu masih dibawah saya itu, masih kecil-kecil. Dan sekarang ketua PBNU, dan kita dukung, kita bantu dan alhamdulillah menang telak lagi. Dari sinilah maka pendidikan di Gontor sangat tertib sekali, ketertiban, kesungguhan, kebersamaan di Gontor yang sedemikian rupa luar biasa. Menciptakan manusia-manusia berkaliber ketua MPR, ketua DPR, dan ketua lain sebagainya, luar biasa. Sentuhan-sentuhan maknawi, religi, dan sentuhan-sentuhan lainya, melalui penugasan-penugasan, sampai menciptakan seratus enam puluh tiga pondok alumni seluruh Indonesia, juga menciptakan unit-unit usaha.
Kita ini bermula dari kongres umat Islam di Surabaya, karena HOS. Cokroaminoto dan KH Mas Mansur pergi ke Mekkah menghadiri muktamar ’Alamul Islami di Mekkah. Sepulang dari sana timbul semangat baru yang diumumkan di Surabaya, dan pada waktu itu Pak Sahal datang ke Surabaya. Sepulang dari Surabaya beberapa tokoh-tokoh ulama mendirikan NU, KH. Ahmad Sahal bersama adik-adiknya mendirikan Gontor ini tahun 1926. Kenapa memilih pondok pesantren, karena pondok pesantren mempunyai jiwa dan filsafat hidup. Dimana jiwanya itu keikhlasan, kesederhanaan, berdikari, ukhuwah islamiyah dan kebebasan. Dari sini kita jabarkan menjadi bermacam-macam lembaga, seperti ISID, pengasuhan santri, KMI, yayasan, IKPM. Terus kita genjot sedemikian rupa dengan bekerja, bukan berdasarkan konsep saja, tetapi terus kita bekerja dengan segala kesungguhan dan inovasi. Lahirlah bermacam-macam lagi PLMPM. Ada  inovasi lagi Gontor II, Gontor III, Gontor Putri, Gontor V, Gontor VI, Gontor VII, seribu Gontor di Indonesia. Allahu Akbar.
Maka anak-anakku sekalian, dengan cara seperti ini kita tahu, ini tadi kita mengeluarkan seluruh kekuatan dan kekayaan Gontor. Ternyata di Gontor, di pondok kita ini ada mobil yang jumlahnya lima puluh tiga, luar biasa. Maka kredibilitas yang tinggi ini menimbulkan suatu barakah, al-barkatu ma’al harakah. Maka dari sinilah anak-anakku sekalian sistim pendidikan kita ini benar dan baik, memang perlu kita perbaiki bermacan-macam kekurangan. Anak-anak kelas enam kurang semangat, atau para pengurus rayon masih kurang tahu pekerjaannya, masih ada yang mukul-mukul dan lain sebagainya. Ini nanti setelah Khutbatul-’Arsy yang masih memukul akan saya usir. Anak yang sulit diatur skors ! pokoknya anak kelas lima mukul-mukul saya skors dan kalau perlu diusir saja. Tidak ada pendidikan dengan kekerasan yang seperti itu.
Alhamdulillah hari ini reognya bagus sekali, belum pernah seperti begitu reog Ponorogo, bukan karena konsul tapi memang bagus. Terus kemudian Drum Bandnya luar biasa. Ada hadiah lagu buat saya, buat Pak Hasan, buat Pak Badri. Ini semuanya berjalan bagus sekali, dari drum bandnya, benderanya, terus kemudian singa depok, melihat anak-anak yang shigor-shigor semangat, itu tidak akan pernah lupa. Sampai-sampai kita mencari barisan yang jelek itu susah sekali, akhirnya yang kurang semangat itu yang jelek, yang terbaik yang paling bersemangat. Seseorang dalam hidupnya harus mempunyai suatu prestasi,  apapun wujudnya, belajar tidak bisa, olah raga tidak bisa, hafalan Mahfudzat kurang, bagaimana ini, apa prestasinya ? harus ada prestasi. Maka saya senang Ponorogo ada prestasi baris berbaris dan reog, al-hamdulillah.   

Kita akan menciptakan seribu Gontor di Indonesia dan bukan itu saja, kita akan mencoba meningkatkan perguruan tinggi kita. Akan kita buka fakultas ekonomi, fakults tehnik. Sehingga anak-anak kita kalau mau masuk ke tehnik harus meningkatkan matematika, kalau nilainya nol bagaimana. Tapi insya Allah bisa, jika mahu belajar dengan sungguh-sungguh. Alhamdulillah kita akan mendirikan fakultas ekonomi, dan fakultas tehnik. Karena dengan dua itu maka perguruan tinggi kita bisa meningkat menjadi Universitas Islam Darussalam. UID, amin allahumma amin. Mahasiswanya siapa? terserah pokoknya harus rajin, daripada ke IAIN Ciputat menjadi jaringan Islam liberal, tidak sembahyang. Daripada begitu lebih baik di Gontor, murah dan terpelihara. Dari sini maka kita akan menciptakan Perguruan Tinggi Pondok Pesantren, wajib mondok. Maka akan kita perbaiki dari macam-macam, sarananya, mahasiswanya, dosen-dosennya pun. Pola kerja dosennya, pola kerja rektornya harus berubah. KMI pun demikian pula seluruhnya, harus berubah, bukan hanya satu sistim saja, semuanya harus kita adakan perubahan. Inilah arti sebuah perubahan dan semuanya juga berubah. Ketika Pondok ini ditinggalkan almarhum Trimurti jumlah santrinya  dua ribu dua ratus lima puluh. Sekarang jumlah santri dua ribu delapan ratus dua puluh satu. 

0 komentar:

Posting Komentar

Kontributor

Diberdayakan oleh Blogger.