“Kaligrafi
adalah ilmu yang memperkenalkan bentuk-bentuk huruf tunggal, letak-letaknya,
dan tatacara merangkainya menjadi sebuah tulisan yang tersusun. Atau apa-apa
yang ditulis di atas garis, bagaimana cara menulisnya dan menentukan mana yang
tidak perlu ditulis, serta menggubah ejaan yang perlu
digubah dan menentukan cara menggubahnya.”(Syeikh
Syamsuddin al-Akfani, 1997 : bab “Hasyr al-Ulum”)
2.
Kaligrafi “
Murni “ dan lukisan “ Kaligrafi “
Menurut D. Sirojuddin AR ( 2000 ) di dalam bukunya
Seni Kaligrafi Islam
mengemukakan perbedaan antara
Kaligrafi Murni dan Lukisan Kaligrafi, Kaligrafi Murni Ialah Kaligrafi
yang mengikuti pola – pola khot yang telah
ditetapkan dengan ketat. Yakni bentuk – bentuknya yang berpegang teguh pada
rumus – rumus dasar kaligrafi yang telah baku.
Sedangkan lukisan kaligrafi adalah model kaligrafi yang digoreskan
pada hasil karyatulis. Ataupun coretan kaligrafi yang dilukis- lukis sedemikian
rupa biasanya dikombinasikan dengan warna seragam, bebas, umum tanpa mau
terikat dengan rumus – rumus yang telah ditentukan.
3.
Jenis
- Jenis Tulisan Khot
Secara termilogis kaligarfi adalah tulisan
tangan yang cantik atau rapi, dapat pula diartikan sebagai suatu seni dalam
membuat tulisan. Dalam bahasa Arab sendiri kaligrafi disebut dengan fan al
khat yang berarti seni tulis kadang pula hanya disebut dengan kata khat saja
yang arti sebenarnya hanyalah garis, sementara subjek pelaku diistilahkan
dengan khattat atau khuttat ( H. Nurul Makin. 1995: 1). Adapun
jenis- jenis khot yang berkembang, yaitu :
1)
Naskhi
Naskhi adalah salah satu jenis khot yang paling
awal berkembang. Itu pertama kali diperkenalkan oleh seorang master kaligrafer
bernama Imam Muqlah pada abad ke-10. Kemudian dikembangkan lagi oleh Ibnu
Bawwab dan para kaligrafer lainnya ke dalam tulisan teks al-Qur'an. Pada abad
ke-3 dan ke-4 Hijriyah, pola naskhi bertambah indah berkat Ibnu Muqlah (272-328
H).
2)
Tsuluts
Khot tsuluts pertama kali dibuat pada abad ke-7
pada zaman khalifah Ummayyah akan tetapi baru dikembangkan pada akhir abad
ke-9. Kata tsuluts berarti sepertiga, hal ini mungkin disebabkan karena tulisan
ini memiliki ukuran lebih sepertiga dibandingkan dengan gaya tulisan lainnya.
Tulisan ini juga paling populer untuk dekorasi masjid, mushalla, dan produk
kaligrafi lainnya.
3)
Diwani
Tulisan ini berkembang luas di akhir abad ke-15
yang dipelopori oleh seorang Ibrahim
Munif dari Turki. Dan mencapai puncaknya pada abad ke-17 atas jasa seorang
kaligrafer terkenal yaitu Shala Pasha. Diwani pernah menjadi tulisan favorit
pada zaman kekaisaran Ottoman. Diwani adalah salah satu gaya khot yang
diciptakan oleh masyarakat Turki Usmani. Peletak dasar-dasar kaedah dan ukuran
huruf-hurufnya adalah Ibrahim Munif. Tulisan ini mulai populer setelah
penaklukan kota Konstantinopel oleh Sultan Muhammad al-Fatih tahun 875 H.
Karakter diwani dikenal dengan putarannya, sehingga tidak satupun huruf yang
tidak mempunya lengkungan. Goresannya yang lentur dan lembut memudahkan.
4)
Ta'liq
atau Farisi
Ta'liq artinya menggantung, karena tulisan gaya ini
terkesan menggantung. Tulisan ini pertama kali dikembangkan oleh orang-orang Persia
(Iran). Ta'liq disebut juga Farisi, termasuk gaya tulisan yang sederhana dan
digunakan sejak awal abad ke-9. Abdul Hayy, seorang kaligrafer yang telah
berperan besar di awal perkembangan tulisan ini.
5)
Riq'ah
Tulisan ini disebut juga dengan ruq'ah, yang
dikembangkan dari nasakh dan tsuluts, namun ia tetap mimiliki ciri khas yang
berbeda. Riq'ah lebih simpel dan sederhana, memiliki bentuk huruf tebal dengan
batang huruf pendek dan huruf alif tidak pernah ditulis dengan berkepala.
6)
Kufi
Khufi termasuk tulisan paling dominan pada zaman
dahulu. Ia dibuat setelah berdirinya 2 kota muslim yaitu Basrah dan Kufah pada
dekade kedua era Islam sekitar abad ke-8 Masehi. Ia memiliki bentuk huruf yang
proporsional kaku dan persegi. Dari kata Kufah maka tulisan ini dikenal dengan
Kufi.
7)
Diwani
Jali
Diwani Jali adalah tulisan diwani yang
bernuansa ornamen atau hiasan. Ia pertama
kali dikembangkan oleh Hafiz Uthman.
8)
Ijazah
Tulisan kaligrafi gaya Ijazah
(Raihani) merupakan perpaduan antara gaya Tsuluts dan Naskhi, yang
dikembangkan oleh para kaligrafer Daulah Usmani. Gaya ini lazim digunakan
untuk penulisan ijazah dari seorang guru kaligrafi kepada muridnya. Karakter
hurufnya seperti Tsuluts, tetapi lebih sederhana, sedikit hiasan tambahan, dan
tidak lazim ditulis secara bertumpuk (murakkab).
0 komentar:
Posting Komentar